Minggu, 03 November 2013

CERPEN : PERSAHABATAN YANG RAPUH

Alkisah ada persahabatan yang damai. Persahabatan itu hanya ada dua orang. Namanya Lina dan Rika. Dua orang itu sangat berbeda, Rika sangat kaya dan sombong. Sedangkan Lina seorang anak yang sederhana dan baik hati. Pada suatu hari Lina mengajak Rika berenang di pantai. Sesampainya di pantai dia berganti baju dan berenang. Rika menantang Lina, dia ingin berenang sampai ke bawah laut dan harus menemukan benda yang berharga. Sesampainya di bawah laut Lina dan Rika mencari benda itu, Lina di kiri dan Rika di kanan. Rina melihat banyak harta hingga matanya berkaca-kaca, begini katanya “Aku harus bisa mengalahkan Lina”.
Dia langsung naik ke atas, sementara Lina masih di bawah.  Rika menunggu Lina sampai lama dan dia berteriak, “Lina cepat naik ke atas”. Lina pun menuruti perintah Rika tetapi dia belum mendapatkan benda satu pun. Sesampainya di atas Rika pura – pura bertanya seperti ini “Lina mengapa kamu tidak membawa benda berharga?” “Kan sudah kamu panggil”, ujar Lina.  “Kalau begitu, aku yang jadi pemenangnya dong”, kata Rika. ”Ya sudah kita pulang saja yuk,” ajak Lina. “Ayo”. Sesampainya di rumah Rika, Lina tidur siang sedangkan Rika bermain dengan benda yang didapatkannya. Pada malamnya Lina dan Rika sedang menonton TV sambil mereka berbicara banyak hal disertai dengan senda gurau yang membuat persahabatan mereka sungguh indah.
Pada waktu Lina dan Rika sedang asyik berbicara, tiba-tiba mama Rika memberikan pop corn sambil berkata, “Anak-anak, ini untuk kalian berdua.” ”Iya Ma,” jawab Rika.
“Terima kasih, Tante,” ujar Lina. Pada saat mama Rika pergi lalu keduanya berebutan pop corn hingga mereka bertengkar dan lupa akan makna pembicaraan yang baru saja mereka bicarakan. Mereka saling dorong- mendorong sehingga Rika terjatuh dan menangis. Datang mamanya Rika untuk mendamaikan pertengkaran mereka.  “Rika, Lina, ayo kalian jangan bertengkar. Bertengkar bisa membuat persahabatan kalian menjadi hancur serta saling marah. Marah itu teman setan. Kalian tidak mau jadi teman setan, kan?” mama Rika menasehati keduanya. “Tidak mau, Ma. Tapi Lina yang nakal mendorong saya hingga terjatuh,” Rika berkata sembari terisak tangis.  “Saya juga tidak mau jadi teman setan, Tante,” Lina turut berbicara.”Saya tidak sengaja mendorongnya,” tambah Lina seolah bersalah.  “Ya sudah, Mama tidak membela siapa-siapa. Siapa yang mau minta maaf lebih dulu disayang Tuhan,” kata mama Rika dengan bijaksana.
Rika yang sombong tetap bersikap dengan wajah jahat. Dia tidak mau meminta maaf karena merasa tidak bersalah sama sekali. Lina yang baik pada awalnya juga tidak mau meminta maaf namun setelah mama Rika banyak menasehati mereka dengan kalimat yang baik dan bijaksana, akhirnya Lina mengalah demi nilai persahabatan mereka agar tidak hancur. “Rik,maafkan saya,” dengan tulus Lina mengulurkan tangannya pertanda ingin minta maaf.  Rika diam. Dia memandang wajah Lina. Tangannya menerima uluran tangan Lina sembari berkata, “Sama-sama. Kita harus berjanji tidak bertengkar lagi dan tetap menjaga persahabatan indah kita,” Rika menerima uluran Lina.  Lina dan Rika berpelukan. Senyum hadir mewarnai hati mereka dengan bahagia.  Hari-hari yang indah telah dilewati. Begitu manis persahabatan dua anak yang berbeda sikap namun tetap bisa menjaga arti persahabatan yang indah.



...TAMAT...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar